Sabtu, 16 April 2011

MENYOAL SEKAT PARTISI PADA LABORATORIUM BAHASA

sempat coba

Pernah saya dan teman-teman melakukan kunjungan ke laboratorium bahasa. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok mengunjungi laboratorium berbeda dengan kelompok yang lain. Hal ini dilakukan dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah. Dari kunjungan yang dilakukan, kami telah berhasil  menginventarisasi beberapa permasalahn yang ada pada laboratorium bahasa. Permaslahan tersebut terdapat baik pada permasalahn fisik maupun pada aspek manajemen laboratorium.  
Adanya permasalahan-permasalahan yang meliputi permasalahan fisik dan permasalahan manajemen, sedikit banyak telah mempengaruhi effektifitas dari penggunaan lab tersebut untuk kepentingan belajar mengajar. Salah satu dari beberapa permasalahn yang berhasil diinvestigasi oleh adanya kunjungan mahasiswa ke beberapa lab bahasa dibeberapa sekolah adalah yang berkenaan dengan sekat partisi (sekat pembatas) pada students booth.
Tidak ada satupun dari 14 laboratorium bahasa yang dikunjungi oleh mahasiswa yang tidak memiliki sekat pada setiap students boothnya. Padahal, kalo dipikir-pikir neh, adanya sekat di tiap students booth telah mengurangi effektifitas lab bahasa tersebut untuk kegiatan belajar mengajar. Adanya sekat telah mengurangi ruang gerak bagi siswa yang berdampak pada tidak maksimalnya hasil belajar. Padahal, dalam pembelajaran bahasa, keaktifan siswa merupakan salah satu hal yang memberikan dampak pada baik buruknya kualitas hasil belajar berbahasa. Contoh: siswa akan kesulitan untuk melakukan interaksi secara langsung ketika melakukan unjuk performa.
Pada awalnya, sekat tersebut memang dibuat agar siswa bisa lebih konsentrasi pada apa yang mereka dengarkan melalui headset. Namun, pada kenyataannya hal tersebut tidak berdampak banyak bagi konsentrasi siswa. Bagaimanapun juga, ketika siswa memasuki ruangan laboratorium bahasa, ini berarti bahwa mereka akan memasuki ruangan yang mana mereka sepatutnya tidak boleh membuat keributan yang menggangu kegiatan belajar.
Adapula alasan bahwa adanya sekat pada setiap students booth adalah agar siswa tidak saling mencontek. Padahal, kesadaran untuk tidak menyontek tidaklah akan bisa teratasi dengan membatasi gerak fisik maupun visual siswa melalui pemeberian sekat pada students booth. Siswa tidak akan mencntek bila mereka sadar bahwa mencontek bukanlah hal yang baik untuk dilakukan oleh mereka. Jadi, mengatasi permasalahan agar siswa tidak mencontek, seharusnya dimulai dari bagaimana menumbuhkan kesadaran siswa agar tidak mencontek, bukan berawal dari memberi sekat pada setiap meja mereka. Kesadaran untuk tidak mencontek seharusnya datang dari kesadaran diri siswa.
Bagaimanapun juga, adanya sekat tidak banyak membantu pada konsentrasi siswa maupun mengatasi permasalahan siswa yang mencontek. Bahkan sebenarnya, adanya sekat telah mengakibatkan guru tidak bisa melakukan visual control dengan baik pada siswanya. Siswa akan melakukan sesuatu hal yang bisa terlarang tanpa sepengetahuan guru yang ada di teacher console (meja guru). Apapun yang mereka lakukan tersebut tidak akan terlihat oleh guru karena terhalangi oleh sekat yang ada diantara guru dan siswa.
Selain itu, adanya sekat juga telah mengurangi kemungkinan aktivitas belajar-mengajar yang bisa dilakukan. Saya sendiri yang melakukan kunjungan laboratorium di salah satu sekolah dasar di kota Bondowoso, telah berhaasil menemukan bukti akan hal ini. Ketika kami melakukan kunjungan, kami mendapat kesempatan untuk melakukan praktek mengajar menggunakan laboratorium bahasa, sehingga kami pun menyiapkan materi termasuk menyiapkan skenario pembelajaran walaupun sangat sederhana. Salah satu aktivitas yang direncanakan dan terdapat dalam scenario adalah siswa akan melakukan kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Ternyata hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena adanya sekat yang membatasi siswa. 
Kejadian yang dialami oleh saya dan temen-temen sekelompok tersebut telah membuktikan bahwa adanya sekat tidak bisa dibenarkan seluruhya. Bahkan sebaliknya, sekat seharusnya ditiadakan agar kegiatan belajar mengajar khususnya belajar berbahasa lebih effektif dan bervariasi.

0 komentar: