Senin, 04 April 2011

July 2010 --- Es Dawet untuk Iman (alm.)

Aku beristirahat untuk sejenak ditengah perjalananku Tanggul-Jember-Bondowoso-Jember-Tanggul. Saat itu, matahari begitu terik dan udara begitu panas. Peristirahatan yang tepat di bahu jalan dengan es dawet yang menyegarkan. Dahaga pun lepas. Daku pun melanjutkan perjalanan di siang yang begitu terik… 

Ketika aku menjenguknya di RS
Beberapa bulan setelah photo di bahu jalan dengan es dawet ntuh, kawanku Iman Teguh Firmansyah meninggal dunia karena sakit akibat kecelakaan yang menimpanya. Sebelum hari ketika ajal menjemputnya, aku sempat beberapa kali menjenguknya di rumah sakit. Ketika aku menjenguknya di rumah sakit untuk yang pertama kali, dia berkata bahwa sebelum kecelakaan yang menimpanya, sebenernya dia ingin berhenti sejenak untuk melakukan sesuatu seperti apa yang aku lakukan di bahu jalan tepat didepan hutan jati di kawasan Dadapan-Bondowoso, beristirahat sembari menikmati es dawet. 

Berangkat dari keinginannya untuk menikmati es dawet di hari dia mengalami kecelakaan itu, akupun memberikan semangat padanya. Aku janji akan mentraktirnya menikmati es dawet yang dia inginkan dengan syarat dia bisa pulih dan meninggalkan rumah sakit itu. Memang aku akui, saat aku menjanjikan hal ini padanya, ada rasa ragu yang tersirat dalam hatiku. Tapi sewaktu itu, tiada alasan bagiku untuk mengurungkan niat mentraktirnya. Toh itu adalah bagian semangat yang kuberikan pada kawanku. Bahkan dengan janji traktiran ntuh, kami yang berada di ruang itu bisa melepaskan tawa dengan suasana yang begitu hangat. Toh itu juga hanya mentraktir seperti ala kadarnya. Toh hal yang semacam makan ato minum bersama acap kali daku lakukan bersamanya. Tapi waktu itu benar-benar ada rasa ragu atau entah rasa apa yang mengganjal dalam hatiku. Rasa ragu itu sangat besar namun daku dengan sadar tidak mau menghiraukannya. Kini, aku tau kenapa ada rasa ragu dalam diriku waktu itu. Rasa ragu itu ternyata adalah pertanda awal yang tiada pernah aku pahami hingga aku menuliskannya disini saat ini bahwa AKU TAK AKAN PERNAH BISA MENTRAKTIRNYA MINUM ES DAWET. Selamat jalan kawan... maafkan aku yang tak sempat bawakan segelas es dawet padamu.

0 komentar: