Rabu, 07 Desember 2011

KONTRAK SEKOLAH: Sebuah Perjanjian Pemutus Tradisi Putus Sekolah

WAJIB: Pendidikan itu adalah hak anak dan amanat UUD 1945.
Desember menjadi bulan ke empat bagi saya berada di sekolah tempat saya mengajar. Dan dibulan inilah baru pertama kali saya menemui pertemuan pihak sekolah dengan para walimurid. Terlepas dari apa yang para walimurid bahas dengan pihak sekolah, di momen inilah saya menyadari akan adanya “kontrak sekolah”.

Kamis, 03 November 2011

(seperti) Ditantang Bergelut oleh Siswa

mereka hanya malaikat yang butuh kasih sayang
Dulu pernah saya mendengar cerita seorang teman tentang kawannya yang ajak gurunya untuk bergumul (berkelahi). Sampai hari kemarin, saya anggap itu hanya cerita yang berkadar 99% benar. Namun, kyakinan itu naik 1% sejak hari kemarin. Saya sendiri mengalaminya.

Saya adalah seorang guru baru disebuah sekolah menengah pertama di pinggiran kota. Sebagian murid kami adalahdari kalangan yang tidak berada, baik secara finansial maupun kasih sayang dalam sebuah keluarga. Sebagai guru baru, saya pun berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan. Saya lakukan dengan segala ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan. Hal ini saya lakukan agar saya bisa diterima dengan baik di lingkungan baru ini. Alhasil,

Ketika Siswa Kami Men-tatto Tubuhnya


Inilah Tatto yang mereka rajah
Senin di awal bulan Oktober 2011…
Pagi ini kami dihadapkan pada tingkah tiga murid yang diluar dugaan kami selaku pendidik di sebuah sekolah anak negeri. Tiga murid mentatto dirinya dengan ramuan alam getah jambu monyet. Gilaaaak….!! Gak mikir tah kalo ntuh merusak masa depannya. Setidaknya, tattoo itu menghalanginya untuk diterima bila ndaftar tentara.
Seperti biasanya, pada pelaksanaan upacara,

Kamis, 29 September 2011

Hari Ke-satu di Episode Baru Renggut Ridho Ilahi


Aroma tembakau begitu menyengat manakala raga saya memasuki kawasan ini. Aroma inilah yang sepertinya pas dijadikan penanda hari pertama saya berkarya untuk ridho Ilahi di satu bagian dari negeri Indonesia. Pagi sekali

Selasa, 16 Agustus 2011

Acungan Tangan yang Tidak Kita Harapkan

Ketika saya menuliskan tulisan ini, saya baru selesai melaksanakan tugas sebagaimana yang adhik-adhik angkatan saya minta yaitu mengisi sebuah segmen disuatu acara pondok ramadhan sebuah SMP tempat mereka melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Disini,

Rabu, 27 Juli 2011

Jembatan Tukad Bakung - Catatan Perjalanan


Jembatan Tertinggi se-Asia

Jalan nan panjang dan jauhnya jarak pun kami tempuh. Semakin banyak roda berputar, semakin tinggi angka bersatuan meter dpl. Dibeberapa jarak, jalan tidak lagi mulus semulus kulit apel america, melainkan berlubang-lubang laksana bercak-bercak dikulit berpanu-kadas. Tapi hal itu tidak menjadikan diriku meninggalkan kesan bahwa perjalananku kali ini tidaklah menarik. Justru sebaliknya,

Selasa, 19 Juli 2011

Semangat Skripsi pake Analogi Dua Kerja

Saya kerap momotivasi diri dengan melakukan analogi suatu pekerjaan yang sedang saya kerjakan dengan pekerjaan lain yang bagi saya bernilai mulia. Seperti halnya dengan pekerjaan yang Alhamdulillah baru saya rampungkan, skripsi. Saya pun menganalogikannya dengan sebuah pekerjaan mulia bernama haji. Bagi saya, ibadah haji merupakan satu cita diantara ribuan cita yang ingin digapai sebelum saya menghembuskn nafas terakhir. Pasti demikian pula denganmu (bila seorang muslim), muslim mana sih yang gak mau berangkat haji??

Bukanlah tidak beralasan saya menganalogikan "jihad" skripsi saya dengan runtutan ibadah haji.

Drama Jam Arab (catatan perjalanan)

 …
Orang 1
:
“permisi… siapa yak tadi yang laporan barangnya hilang??”
Orang 2
:
“Saya mas…” (terdengar lirih dari tempat duduk di barisan belakang bus)
Orang 1
:
“kok bisa mas?? Gimana samean itu… dari mana samean?? Dari Sumatra yah?? Kok bisa seh??” (seperti berondongan peluru yang dilepaskan untuk musuh disaat perang Badar -->emang ada peluru diperang Badar?).
Orang 2
:
“iya mas. Saya dari Sumatra. Ndak tau gimana hilangnya. Tadi saya tidur dan … bla… bla… bla…”.
Orang 1
:
“wadoooh… gimana samean nei mas.. mau kemana samean?? Ndak usah takut, saya pengawas bus ini.”
Orang 2
:
“mau ke situbondo mas…”
Orang 1
:
Waaaah.. nei bukan ke situbondo mas. Nei ke Bali, lewat gumitir. Ndak ke situbondo nei mas. Salah samean.
Orang 2
:
“hahh… haduh.. gimana nei mas. Saya ndak punya uang lagi.
Orang 1
:
“yawes… samean ikut saja. Nanti oper di Genteng. Tapi samean tetep harus mbayar mas.”
Orang 2
:
“saya ndak punya apa-apa lagi mas selaen jam yang saya pake ini. Tapi nei Jam Arab. Eman saya mas.”

Senin, 23 Mei 2011

Pesan "Kebapakan" Pak Prof.

Prof. DR. Arief Rahman H, M.Pd.
Sebagai seorang yang belajar, tentunya saya banyak mendapatkan pesan atau nasehat untuk kebaikan saya. Ntah berapa banyak nasehat dan pesan yang saya dapatkan. Ntah berapa banyak pula pesan dan nasehat yang telah saya laksanakan pun pula saya abaikan. Yang jelas, pesan dan nasehat itu saya dapatkan baik dari orang lain, guru, orang tua, maupun teman. Bentuknya pun baik secara verbal maupun non-verbal, baik orally maupun secara tertulis.

Jumat, 06 Mei 2011

Jangan Skeptis pada Gurumu

Kelihatannya Garang... tapi dia baek kok.
Jangan curiga atau takut pada dosen hanya karena desas-desus stereotype tentangnya. Kadangkala kakak kelas akan berdongeng tentang model, style, karakter maupun reputasi seorang dosen tertentu. Mereka memberikan stereotype tertentu pada dosen tersebut menurut pandangan mereka sendiri. Padahal pandangan tersebut belum tentu 100% benar bahkan kadangkala sangat berkebalikan dengan kenyataan yang ada.
Cerita yang sering kali diberikan adalah bahwa dosen tersebut sulit memberi nilai yang baik pada mahasiswa, dosen tersebut galak, dosen tersebut (bahkan, amit-amit…) centhil, mesum, dan lain-lain. Mahasiswa yang mendengarkan cerita tentang dosen tersebut akan menjadi (semacam) terdoktrin pikirannya terhadap dosen yang bersangkutan. Akibatnya, sebelum mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan dosen yang bersangkutan, seringkali mahasiswa terpengaruh dengan cerita tentang reputasi dosen tersebut. Bahkan lebih parah lagi adalah mahasiswa menjadi enggan mengikuti kelas dosen yang bersangkutan. Biasanya, hal ini berujung pada buruknya prestasi mahasiswa pada mata kuliah yang diajarkan oleh dosen yang bersangkutan. Hal ini seharusnya tidak terjadi.
Saya pernah mengalami hal seperti yang tersebut diatas. Suatu ketika,

Rabu, 04 Mei 2011

Mesum dan Guru Cowok

gak jadi guru lagi dah kalo kayak gini...
 
Sebagai seorang yang (sepertinya) kecenderungan mindset-nya berkutat dengan dunia pendidikan, maka segala hal yang berbau pendidikan walau sekecil buah dzarrah pun akan menjadi menarik untuk saya dengar. Begitu pula yang terjadi beberapa hari yang lalu ketika saya berreuni super kecil-kecilan bersama teman masa MTs saya, bundo Feny dan Budhe Anis. Dan setelah berputar kesono-kemari, tibalah dominasi obrolan geje kami pada sebuah topik tentang gossip di sekolah mereka (daku tidak bersama mereka lagi karena kami berada di SMA yang berbeda) yang sebenernya telah menjadi cerita usang dengan kadar expired ± 5 tahun. Yang kami obrolkan adalah cerita tentang perbuatan mesum guru cowok terhadap muridnya. ==> saya dan mereka nei bukan nge-gosiip lhoh.
Saya tidak akan ambil pusing tentang kebenaran omongan itu. 

Senin, 02 Mei 2011

Wa'alaikum Sayank... ---> Salam Nyleneh tapi Asyik

how do you greet others??
Salam “assalamu’alaikum.wr.wb.” wajib untuk dijawab. Mencuri salam juga diperkenankan. Mungkin saking wajibnya salam nei untuk dijawab, jadi pas ada yang ucapkan salam tapi gak ada yang njawab, kita sebagai

Minggu, 01 Mei 2011

Aksi May Day vs Aksi Melet

untuk kali nei..... saya akan tandingi aksi "May Day" dengan aksi "Melet" saya...

Rabu, 27 April 2011

SIMBOLISASI PESAN==>SENI BERKOMUNIKASI LEVEL TINGGI


Beberapa waktu lalu, saya menghadiri acara pemakaman putra dosen saya. Ada satu hal yang menarik perhatian saya dalam acara tersebut. Di depan rumah duka, ada semacam “hiasan” (entah dengan kata apa saya harus menyebutnya) yang terdiri dari rangkaian pohon pisang, menir (bunga kelapa), cengkir (kelapa kecil), dan beberapa komposisi dari tumbuhan lainnya. Saya teringat dengan suatu pelajaran yang dahulu pernah disampaikan oleh almarhum Abah Kyai saya, Prof. DR. KH. Sahilun A. Nasir, M.Pd.I. ==> Allahummaghfirlahuu… Saya pun mencari catatan pengajian yang sepertinya pernah saya buat berkenaan dengan hal ini. Alhamdulillah… ketemu.

Selasa, 26 April 2011

Menghadapi Siswa Pengacau Kelas

gak mau saya punya siswa begginiy... muoooh..!!

Mendapatkan siswa yang bergelar “pengacau” di kelas merupakan sebuah hal yang lumrah atau wajar. Pastilah ulah siswa tersebut membuat kesal si guru. Gimana gak bakal muangkel, lha wong si guru ntuh terganggu disaat dia dikejar deadline untuk segera membuat siswanya mengerti tentang suatu ilmu. Iya kan?? Saya juga memiliki cukup banyak pengalaman tentang hal ini. 

Biasanya, kalo guru udah mendapatkan situasi seperti nei, dia bakalan menghukum si pengacau dengan hukuman yang bentuknya bisa bervariasi. Mulai dari dijewer, dipukul, disetrap, dan diminta untuk meninggalkan kelas. Lucunya, bahkan guru itu sendiri yang tiba-tiba ngambek gak mau ngajar. Haha… padahal yang gini nei yang merugikan. Selain menurunkan kredibilitas guru, semua tujuan pembelajaran yang dilakukan bakal gak kesampaian. Pasti dunk merugikan siswa pun pula si guru.

Bagi saya, ada cara yang cukup gentle untuk mengatasi hal ini.

Rabu, 20 April 2011

“Hipotesis defisit” untuk Mengontrol Kualitas Sistem

Saya meminjam istilah ini dari sebuah buku berjudul Reorientasi Pendidikan Islam karya Jusuf A. Feisal. Dalam penjelasan yang diutarakannya, hipotesis defisit merupakan suatu anggapan adanya kekurangan (dalam sebuah sistem) jika diukur dengan menggunakan budaya lain. Lebih jelasnya begini… dalam tulisannya tersebut, beliau menjabarkan tentang institusi pendidikan Islam, yang berdasarkan tujuan institusionalnya, bertujuan untuk menciptakan ahli-ahli agama. Namun, ketika institusi pendidikan Islam itu menoleh pada suatu nilai lain diluar institusinya, maka institusi pendidikan Islam tersebut beranggapan perlu untuk menyesuaikan diri. Misal:  sebuah pondok pesantren. Pada awal pendiriannya, pesantren hanya difokuskan pada mencetak ahli-ahli agama. Namun kenyataannya pada saat ini, pendidikan diluar matapelajaran agama pun menjadi arah tujuan institusionalnya. Untuk itulah pesantren adakalanya melakukan perbaikan kurikulum baik dengan menambah beberapa matapelajaran, penyusunan kembali teknis kerja/kegiatan, dan lain sebagainya.

Terlepas dari konteks yang digunakan oleh Jusuf A. Feisal dalam tulisannya, coba hanya gunakan istilah hipotesis defisit tesebut. Saya rasa, konsep hipotesis defisit ini bisa kita pakai untuk melakukan penilaian terhadap sistemyang kita jalankan, yang selanjutnya dari penilaian tersebut dibuatlah kebijakan untuk melakukan pengembangan. Intinya adalah membandingkan sistemyang kita miliki dengan sistemlain ato tata nilai lain yang ada diluar namun masih memiliki keterkaitan dengan sistem

Selasa, 19 April 2011

Isu "KUNCI JAWABAN PALSU" untuk Melawan Kecurangan UN

Kayakne dah denger isu "Kunci Palsu" anak nei, jadi gak bakal nyontek dia.
Berbicara tentang UN (Ujian Nasional), maka juga tak akan lepas dari problematika kecurangannya. Parahnya, kecurangan nei bukan hanya murni dari siswa, bahkan guru pun kadangkala ikut serta berpartisipasi ==> tapi gak semua guru lhoooh…. Kecurangan ntuh pun terpaksa dilakukan berdasar pada alasan yang slama nei selalu itu-itu saja. Sudah jadi alasan klasik seperti duel klasik antara Real Madrid dan Barcelona. Annual match yang pasti selalu ada, tapi selalu menghadirkan adrenalin yang tetep sama hebohnya. Alasan nglakukan kecurangan dalam UN yang selalu sama, tapi topiknya selalu dibahas ditiap tahunnya.

Hahaha… kalo bicara kecurangan nei, jadi kasihan ma yang bikin soal ato yang punya wewenang melaksanakan UN. Kasihan pula pada BAN (Badan Akreditasi Nasional)

Senin, 18 April 2011

Humor dalam Kelas

Humor merupakan komponen penting di dalam kelas. Saya pikir bahwa jika saya bisa membuat anak-anak saya tertawa, maka mereka lebih mungkin untuk melakukan apa yang saya ingin mereka lakukan. Siswa hanya perlu mengetahui bahwa saya tidak terjebak pada kekakuan. Jadi, konsep pembelajaran joyful learning dengan menghilangkan ke-angker-an kelas setidaknya bisa dihilangkan. Walaupun demikian, saya juga mengakui bahwa untuk beberapa hal, menjadi lucu tidaklah sesuai dengan kelas tertentu. Misal:

Minggu, 17 April 2011

Kisah-kisah Teladan dan Karakter Anak

karakter anak bisa dibentuk melalui kisah-kisah teladan
Saya pernah mendengar pun sempat mendiskusikan topik tentang penanaman moral melalui kisah-kisah teladan. Saya sendiri pun pernah dengan sengaja menerapkan teknik ini dengan bercerita tentang pengalaman pribadi untuk memberikan semangat kepada anak didik yang menjadi tanggung jawab saya mendampingi mereka dalam sebuah even lomba kepalangmerahan. Dan itu benar-benar terbukti memberikan perubahan sikap bagi mereka. Saat ini saya terdampar dalam buaian susunan kata-kata dalam sebuah buku yang mewacanakan tentang hal itu, kisah-kisah teladan dan moral. Hahaha…. Lucunya, saya membaca ditengah-tengah acara bola di TV. Yo kok sempat-sempatnya saya nei mbawa buku sambil nonton bola. Hihihi…

Kisah-kisah teladan memberikan kekuatan dalam pembentukan karakter anak.

Sabtu, 16 April 2011

MENYOAL SEKAT PARTISI PADA LABORATORIUM BAHASA

sempat coba

Pernah saya dan teman-teman melakukan kunjungan ke laboratorium bahasa. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok mengunjungi laboratorium berbeda dengan kelompok yang lain. Hal ini dilakukan dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah. Dari kunjungan yang dilakukan, kami telah berhasil  menginventarisasi beberapa permasalahn yang ada pada laboratorium bahasa. Permaslahan tersebut terdapat baik pada permasalahn fisik maupun pada aspek manajemen laboratorium.  

Jumat, 15 April 2011

BUKU PENGHUBUNG

Bunda, kata Bu guru ada PR Bahasa Inggris. Besuk pagi harus dikumpulkan,” tutur Cahya (7 tahun) sepulang dari sekolah. “Mana buku penghubungnya? Bunda lihat!” Sesaat setelah membaca tulisan yang tertera di buku penghubung tersebut, “Oke, sekarang Cahya tidur siang dulu, nanti sore dikerjakan ya PR-nya.”
ortu juga ingin tau apa yang buah hatinya kerjakan di sekolah
Mempermudah Komunikasi
Bagi Bunda yang memiliki putra atau putri di Sekolah Dasar, tentu tidak asing dengan istilah buku penghubung. Telah banyak guru yang disekolahnya menerapkan penggunaan buku penghubung berpendapat bahwa buku penghubung memudahkan guru, murid dan orangtua dalam berkomunikasi tanpa memerlukan waktu yang khusus. Bahkan bagi orangtua yang tak sempat mengantar jemput secara rutin anaknya ke sekolah dan mengikuti kegiatan dan perkembangan anaknya hari per hari di sekolah, buku penghubung adalah media yang dapat dioptimalkan fungsinya sebagai sarana komunikasi antar orangtua dan guru. Orangtua dapat saling berbalas kabar dan respon dengan guru tentang perkembangan pembelajaran dan sikap anaknya di sekolah.
Buku penghubung ini berbeda dengan bimbingan konseling atau rapor. Kalau rapor biasanya diberikan pada jangka waktu tertentu. Sedangkan buku penghubung bisa digunakan kapan saja saat diperlukan. Misalnya untuk menyampaikan pengumuman yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar-mengajar. Seperti menyampaikan tugas rumah, ulangan harian dan info-info lainnya yang berkaitan dengan kelancaran tugas-tugas anak di sekolah dan di rumah.

Komunikasi Dua Arah
Buku penghubung ini bertujuan agar orangtua mengetahui kejadian di sekolah atau hal-hal yang memang harus diketahui orangtua. Misalnya, ada PR bahasa Inggris halaman 20, kerjakan nomor 1-10 disalin di buku PR dan dikumpulkan hari Rabu. Bahkan juga ada sekolah yang telah menyisipkan form khusus di buku penghubung tersebut tentang kegiatan umum yang semestinya dilakukan siswa setiap hari disekolah maupun dirumah. Guru hanya tinggal memberikan centang/tick (√) pada setiap kegiatan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh siswa. Begitu pula orang tua. Karena itulah buku penghubung bisa digunakan dua arah, artinya orangtua juga bisa menulis di buku itu, pihak sekolah (guru) juga dapat mengetahui kejadian khusus di rumah, dari berita yang disampaikan orangtua. Misal, di buku penghubung itu orangtua bisa menulis: Pada hari Senin Cahya sakit panas. Dokter menyarankan supaya jangan ikut pelajaran olahraga terlebih dulu. Atau seminggu terakhir ini, Cahya cenderung sulit untuk diajak sholat jamaah, untuk itu mohon bimbingan bapak ibu guru. Jadi guru bisa mengetahui kejadian khusus yang terjadi di rumah dari apa yang disampaikan oleh orangtua. Maka dari itu buku penghubung wajib dibawa setiap hari ke sekolah.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari buku penghubung. Khususnya, untuk anak-anak yang duduk di kelas rendah seperti kelas 1 sampai 3 SD. Walaupun saat ini diharuskan bisa membaca saat masuk sekolah dasar, namun kenyataannya ada beberapa anak di kelas awal  ini belum bisa membaca dengan lancar. Juga belum mampu mengingat tugas-tugas sekolah atau mengatur jadwal dengan baik.
Buku penghubung bisa membantu anak mengingat kembali tugas sekolah yang harus dia lakukan, utamanya untuk anak-anak yang jarang berkomunikasi dengan orangtua. Jadi anak tidak dapat berbohong jika guru telah memberikan tugas rumah, karena sudah tertulis dibuku penghubung tersebut. Jadi, baik orangtua dan guru bisa sama-sama memantau tingkah laku si anak.

Buku Penghubung Efektif, Bila...
Agar buku penghubung bukan hanya menjadi seonggok buku, perlu ada aspek-aspek tertentu yang dicantumkan dalam buku penghubung tersebut. Antara lain hari dan tanggal, yakni waktu dituliskannya pesan dalam buku tersebut. Juga uraian tentang apa yang mau disampaikan. Yang terakhir, paraf orangtua atau guru, untuk menunjukkan bahwa mereka sudah membaca buku tersebut.
Sedangkan spesifik atau tidaknya pelaporan bergantung dari apa yang akan ditulis di dalam buku. Kalau yang ditulis lebih bersifat informasi, ada baiknya bersifat spesifik. Sedangkan kalau yang ditulis adalah permasalahan atau keluhan guru, ada baiknya guru hanya menulis secara garis besar saja, lalu membuat perjanjian ketemu dengan orangtua.
Agar buku penghubung efektif, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru saat hendak menuliskan laporan di buku penghubung, yakni: laporan tidak boleh bersifat menghakimi anak dengan penilaian yang kurang obyektif. Ada baiknya guru cuma menuliskan tentang situasi yang terjadi. Contoh benar: Cahya tidak membawa baju olahraga, sehingga ia tak bisa mengikuti pelajaran olahraga hari ini. Sedangkan contoh salah: Cahya nakal, karena tidak memakai pakaian olahraga.
Karenanya dia dihukum tidak boleh ikut pelajaran olahraga. Untuk anak yang sudah bisa membaca, guru tidak perlu menulis secara detil apa yang ingin disampaikan kepada orangtua. Apalagi jika itu menyangkut perilaku anak yang 'bermasalah'. Sebaiknya guru hanya menulis keinginan pihak sekolah untuk bertemu orangtua dengan memberikan jadwal pertemuan. Dengan begitu, guru bisa leluasa menyampaikan masalah yang berhubungan dengan si anak saat pertemuan berlangsung.

(diambil dari berbagai sumber)

Kamis, 14 April 2011

SHOLAT SUNNAH TASBIH


SHOLAT SUNNAH TASBIH UNTUK MENSUCIKAN ALLAH SWT.
Shalat Tasbih adalah shalat untuk mensucikan Allah dari segala sekutunya agar menambah kuat iman kita dan terhindar dari perbuatan syirik. Tidak mempunyai waktu tertentu, asal tidak dilakukan pada waktu yang dilarang.jumlah rakaatnya empat.Jika dilakukan pada siang hari empat rakaat dengan sekali salam dan jika dilakukan pada malam hari maka empat rakaat dengan dua kali salam  (setiap dua rakaat dua kali salam).Sabda Nabi saw : " Jika kamu mampu shalat Tasbih setiap hari maka lakukanlah, jika tidak mampu maka tiap hari jum'at atau setahun sekali atau seumur hidup sekali " (HR.Abu Daud dan Ibnu Majah).

Cara Melaksakan Shalat Sunnah Tasbih :
  1. Niat dalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram “Ushallii sunnat tasbihi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.” (Artinya: “Aku niat shalat sunat tasbih dua rakaat, karena Allah.”)
  2. Membaca doa Iftitah, surat Al Fatihah dan salah satu surat didalam Al Qur'an. Afdhalnya, rakaat pertama membaca surat At Takatsur dan rakaat kedua membaca surat Al Ikhlas. Membaca tasbih 15x sebelum Ruku.
  3. Ruku' dan membaca tasbih ruku' tiga kali, kemudian membaca tasbih 10x
  4. I'tidal dan membaca bacaannya, kemudian membaca tasbih 10x
  5. Sujud pertama dan membaca tasbih sujud tiga kali, kemudian membaca tasbih 10x
  6. Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya, kemudian membaca tasbih 10x
  7. Sujud kedua dan membaca tasbih sujud tiga kali, kemudian membaca tasbih 10x
  8. Duduk sejenak (duduk Istirahat) seperti duduk diantara dua sujud dan membaca tasbih 10x 
  9. Setelah membaca Tasyahhud lalu membaca tasbih 10 x kemudian memberi salam dua kali.Rakaat-rakaat selanjutnya seperti kelakuan diatas, sehingga tiap satu rakaat 75 tasbih dikalikan empat rakaat jumlahnya 75 X 4 = 300 tasbih.

Selasa, 12 April 2011

Kenapa Larangan Merokok Hanya untuk Anak Didik??

 Larangan Merokok sudah menjadi peraturan di sekolah dan merupakan konvensi yang sudah diketahui dan disepakati oleh orang tua, siswa, guru dan tenaga pendidikan, dan masyarakat. Ironisnya, fenomena di negeriku tercinta INDONESIA nei, peraturan tersebut hanya diperuntukkan bagi “kalangan bawah”. Siswa adalah golongan yang termasuk dalam kasta golongan bawah di sekolah. Kalo ada siswa yang kedapatan merokok, baik diluar lingkungan sekolah lebih-lebih didalam sekolah, maka ia akan divonis telah melakukan pelanggaran yang kemudian akan diproses mulai dari tingkat wali kelas, guru BK, dan kepala sekolah. Apabila tetep aja si pelanggar ntuh ngeyel, tak heran bila terbit surat De-O untuk yang bersangkutan. Sekali lagi, tampaknya larangan merokok hanya diperuntukkan untuk kalangan bawah (siswa). Lantas, bagaimana konsekuensi hukum ini terhadap guru-guru?

Jumat, 08 April 2011

catatan harianku (January 18th, 2011) --- Unconfirmed yet...


Suatu hal yang cukup mengejutkan tatkala aku tau jika aku udah tiada lagi ada di facebook friendlistnya. Aku bisa memakluminya dengan ”jarak” yang memang ada antara kami, sejak masa itu. Aku pun tau  bahwa pasti ada alasan yang baik untuk ketiadaan nama akunku dideretan friendlistnya. Walau memang sulit untuk diterima dengan tiada banyak tanya dalam diri, aku tetap bisa memakluminya. Toh demikian, sepertinya kami bisa saling mengunjungi wall akun kami masing-masing walau dengan status sebagai ”penyusup”, kalo mau.
Akhir taun lalu hingga hari-hari terakhir ini sepertine menjadi masa-masa yang udah dijatahkan pada kami untuk merajut kembali tali persahabatan yang sedang kacau. Hingga akhirnya aku terima kembali permintaan utk konfirmasi sebuah pertemanan dari sebuah akun bernamanya dengan embelan nama bersense narsist dibelakang namanya (terserah dari mana, aku tak akan mengganggu gugat). Yah,,, ini darinya. Dan sekali lagi tiada daku mempermasalahkan.
Sebuah hal yang cukup mudah bagiku untuk mengkonfirmnya karena hanya butuh satu ato dua ”klik” ditombol hape yang sudah tersedia. Namun menjadi hal yang tak mudah bila akan membuatnya lebih bernilai dari hanya sekedar menekan tombol konfirmasi dari jemariku sendiri. Bukankah alangkah lebih baik kalo jemarinya sendiri yang melakukan konfirmasi??? Namun terlalu lama aku untuk menghantarkannya ataulah aku sungguh tidak sempat menghantarkannya atau pula tiada aku menemukan sedikit cela untuk mempersilahkan jemarinya meng-klik, sehingga permintaan itu udah hilang diantara deretan permintaan pertemanan lain berjumlah 159an ntuh. Yaaahhh.... all is well. Biarlah disini aku haturkan apa yang sebenarnya menjadi rencanaq walau akhirnya tiada dapat diwujudkan. Walaupun tiada dalam friendlist, ini bukan berarti bahwa kami tidak saling mengenal bukan???

Kamis, 07 April 2011

PP. Al-Jauhar Jember

Rabu, 06 April 2011

CLASSROOM EXPRESSIONS (opening)

 
Kawands, khususne buat mu yang mau microteaching, these expressions hopefully will help you… amiin. Sekedar tips aja, kalo expresinya terlalu sulit ato terlalu panjang, just pay attention more to the “keywords”-nya saja. Keyword diambil dari kata kerja (verb) apa yang kalian harapkan akan dilakukan oleh siswa setelah menerima perintah kalian. Misal: gunakan “Students, sit… sit… sit… please…!!” instead of “Please sit down quickly and let’s get started.” Hehehe… Good luck yah!!

PART OF ACTIVITIES
POSSIBLE EXPRESSIONS
·         Preparing the class
Ø  Class…!! Are you ready for the lesson??
Ø  Silent please…
Ø  Attention please…
Ø  Settle down quickly please, let’s get started.
Ø  Please sit down, everyone.
Ø  Let’s begin today’s lesson.
Ø  It’s time to begin, please stop talking.

·         Greeting
Ø  Good morning, everyone.
Ø  Good afternoon, class.
Ø  How are you this morning, Nurish?
Ø  Nurish, how are you today?
Ø  What a lovely day! 
Ø  What a rainy day!
Ø  Isn’t it warm this morning?
Ø  It’s a humid day, isn’t it?
Ø  Today is very cold, isn’t it?

·         Praying
Ø  Before we start the class, let’s pray together…
Ø  Nurish, please lead your friends to pray together!

·         Absenting
Ø  Who is absent today?
Ø  Anyone absent?
Ø  Is Nurish absent today?
Ø  What’s happened with Nurish?
Ø  Where is Nurish?

·         Reviewing
Ø  What did we learn last week?
Ø  Let’s recap on what we did last week!

·         Asking Leading Question
Ø  What do you know about …
Ø  Can you tell me about …
Ø  What picture is this?
Ø  Have you ever written a letter?

·         Stating objective
Ø  Today, we will learn about …
Ø  Today's topic is ...
Ø  The important point I want to make today is …
Ø  In the end of the lesson, I hope you can …

·         Motivating
Ø  This lesson is important because…
Ø  By having known to the lesson today, you can…