Suatu hal yang cukup mengejutkan tatkala aku tau jika aku udah tiada lagi ada di facebook friendlistnya. Aku bisa memakluminya dengan ”jarak” yang memang ada antara kami, sejak masa itu. Aku pun tau bahwa pasti ada alasan yang baik untuk ketiadaan nama akunku dideretan friendlistnya. Walau memang sulit untuk diterima dengan tiada banyak tanya dalam diri, aku tetap bisa memakluminya. Toh demikian, sepertinya kami bisa saling mengunjungi wall akun kami masing-masing walau dengan status sebagai ”penyusup”, kalo mau.
Akhir taun lalu hingga hari-hari terakhir ini sepertine menjadi masa-masa yang udah dijatahkan pada kami untuk merajut kembali tali persahabatan yang sedang kacau. Hingga akhirnya aku terima kembali permintaan utk konfirmasi sebuah pertemanan dari sebuah akun bernamanya dengan embelan nama bersense narsist dibelakang namanya (terserah dari mana, aku tak akan mengganggu gugat). Yah,,, ini darinya. Dan sekali lagi tiada daku mempermasalahkan.
Sebuah hal yang cukup mudah bagiku untuk mengkonfirmnya karena hanya butuh satu ato dua ”klik” ditombol hape yang sudah tersedia. Namun menjadi hal yang tak mudah bila akan membuatnya lebih bernilai dari hanya sekedar menekan tombol konfirmasi dari jemariku sendiri. Bukankah alangkah lebih baik kalo jemarinya sendiri yang melakukan konfirmasi??? Namun terlalu lama aku untuk menghantarkannya ataulah aku sungguh tidak sempat menghantarkannya atau pula tiada aku menemukan sedikit cela untuk mempersilahkan jemarinya meng-klik, sehingga permintaan itu udah hilang diantara deretan permintaan pertemanan lain berjumlah 159an ntuh. Yaaahhh.... all is well. Biarlah disini aku haturkan apa yang sebenarnya menjadi rencanaq walau akhirnya tiada dapat diwujudkan. Walaupun tiada dalam friendlist, ini bukan berarti bahwa kami tidak saling mengenal bukan???
2 komentar:
yo di add balik aja lah.. timbang kepikiran
ihhiiihhiih
okkey...
masukan yang baik.
Posting Komentar