gak mau saya punya siswa begginiy... muoooh..!! |
Mendapatkan siswa yang bergelar “pengacau” di kelas merupakan sebuah hal yang lumrah atau wajar. Pastilah ulah siswa tersebut membuat kesal si guru. Gimana gak bakal muangkel, lha wong si guru ntuh terganggu disaat dia dikejar deadline untuk segera membuat siswanya mengerti tentang suatu ilmu. Iya kan?? Saya juga memiliki cukup banyak pengalaman tentang hal ini.
Biasanya, kalo guru udah mendapatkan situasi seperti nei, dia bakalan menghukum si pengacau dengan hukuman yang bentuknya bisa bervariasi. Mulai dari dijewer, dipukul, disetrap, dan diminta untuk meninggalkan kelas. Lucunya, bahkan guru itu sendiri yang tiba-tiba ngambek gak mau ngajar. Haha… padahal yang gini nei yang merugikan. Selain menurunkan kredibilitas guru, semua tujuan pembelajaran yang dilakukan bakal gak kesampaian. Pasti dunk merugikan siswa pun pula si guru.
Bagi saya, ada cara yang cukup gentle untuk mengatasi hal ini.
Coba ajak pengacau tersebut menepi dari kelas. Ajak dia berbicara 4 mata dengan anda sebagai guru dan berikan kesan ini pada siswa-siswa yang lain (artinya, siswa lain tidak perlu tau apa yang anda bicarakan dengan si pengacau, namun mereka harus tau bahwa ada pembicaraan antara anda dan si pengacau). Kemudian, tanyakan alasan mengapa dia mengacau. Setelah mengetahui alasannya, mintalah padanya agar tidak mengacau selama kelas anda berlangsung. Tidak ada salah bila anda sebagai guru menanyakan tentang alasan dia mengacau dan kemudian memintanya untuk tidak mengacau. Menanyakan alasanya mengacau dapat menjadi koreksi bagi anda. Dan memintanya untuk tidak mengacau, yang dilakukan secara personal antara anda dan si pengacau, akan memberikan kesan pada si pengacau bahwa anda sebagai guru telah menganggapnya cukup dewasa. Ini akan meningkatkan ikatan personal antara anda sebagai pendidik dengan anak didik. Dan ketika ikatan personal ini ada dengan takaran tertentu, maka si anak didik (pengacau) akan juga merasakan tanggung jawab yang anda miliki sebagai seorang guru.
Coba ajak pengacau tersebut menepi dari kelas. Ajak dia berbicara 4 mata dengan anda sebagai guru dan berikan kesan ini pada siswa-siswa yang lain (artinya, siswa lain tidak perlu tau apa yang anda bicarakan dengan si pengacau, namun mereka harus tau bahwa ada pembicaraan antara anda dan si pengacau). Kemudian, tanyakan alasan mengapa dia mengacau. Setelah mengetahui alasannya, mintalah padanya agar tidak mengacau selama kelas anda berlangsung. Tidak ada salah bila anda sebagai guru menanyakan tentang alasan dia mengacau dan kemudian memintanya untuk tidak mengacau. Menanyakan alasanya mengacau dapat menjadi koreksi bagi anda. Dan memintanya untuk tidak mengacau, yang dilakukan secara personal antara anda dan si pengacau, akan memberikan kesan pada si pengacau bahwa anda sebagai guru telah menganggapnya cukup dewasa. Ini akan meningkatkan ikatan personal antara anda sebagai pendidik dengan anak didik. Dan ketika ikatan personal ini ada dengan takaran tertentu, maka si anak didik (pengacau) akan juga merasakan tanggung jawab yang anda miliki sebagai seorang guru.
Kalo berani, silahkan anda coba. Saya sudah mencobanya dan terbukti cukup efektif. Saya tidak perlu menghukum siswa, membuatnya tidak mengikuti pelajaran karena terusir dari dalam kelas, atau bahkan saya harus ngambek sehingga pembelajaran dalam kelas tidak saya jalankan. Hal ini juga tidak akan menurunkan martabat anda sebagai guru, justru sebaliknya. Sebagai guru anda akan memiliki posisi lebih unggul daripada si pengacau. Anda bisa dikatakan sebagai pemenang karena dapat menjalankan atau melanjutkan kegiatan pembelajaran didalam kelas tanpa ada gangguan lagi. Si pengacau pun akan ciut karena dia harus mengikuti pelajaran dengan menahan keinginannya untuk mengacau. Pada dasarnya, siswa pengacau itu ndak sukak kalo ada pelajaran. Iya kan?
Semoga bisa dijadikan wacana buat anda para guru…
0 komentar:
Posting Komentar