Bondowoso, Sept 4th, 2010
17.09 pm.
Selayak dua sayap yang bergerak seirama, selayak itulah diri ini menyuarakan apa yang menjadi rasa dalam hati yang aku bilang murni semurni mutiara jamrud. Daku kenal dia sebaik apa yang menjadi baik manusia pada umumnya. Belum berlebih dan tiada akan berkurang. Ketekunan menjalani hidup, kesungguhan melakukan tugas, dan keelokan dalam lemparkan canda telah undang decak kagum yang tiada dapat daku untuk tidak menyuara. Dan suaraku pun terdengar sayup tiada kencang. Bilapun ada, hanya dalam hati ini mungkin badainya menyerang.
Itukah yang dinamakan muda? Jiwa yang selalu melantunkan kata-kata bunga yang semerbakkan ribuan untaian mewangi hias bumi warnai dunia.
Walau mewangi telah tersemerbak, tapi mengapa tiada kuat untuk haturkan lidah hakim yang begitu masyhur? Masihkah yakin hati yang berkata bahwa kuncup daun masih menjadi tempat diri ini tertambat? Tiadalah daku tau pasti. Yang pasti adalah daku semerbakkan mewangi yang G.O.M.B.A.L.
0 komentar:
Posting Komentar