Selasa, 19 Juli 2011

Semangat Skripsi pake Analogi Dua Kerja

Saya kerap momotivasi diri dengan melakukan analogi suatu pekerjaan yang sedang saya kerjakan dengan pekerjaan lain yang bagi saya bernilai mulia. Seperti halnya dengan pekerjaan yang Alhamdulillah baru saya rampungkan, skripsi. Saya pun menganalogikannya dengan sebuah pekerjaan mulia bernama haji. Bagi saya, ibadah haji merupakan satu cita diantara ribuan cita yang ingin digapai sebelum saya menghembuskn nafas terakhir. Pasti demikian pula denganmu (bila seorang muslim), muslim mana sih yang gak mau berangkat haji??

Bukanlah tidak beralasan saya menganalogikan "jihad" skripsi saya dengan runtutan ibadah haji.
Saya melihat korelasi kemiripan beberapa hal yang ada di dua pekerjaan berbeda ntuh.
1. Menunggu:
Dosen mah cuma satu, satu otak, satu idung, satu jiwa, tapi dengan puluhan bahkan ratusan mahasiswa. Tak ayal ketika akan konsultasi skripsi, mahasiswa harus menunggu, entah itu menunggu giliran ato sedang menunggu dosen yang pada saat yang bersamaan sedang berada diluar kantornya. Seperti jamaah haji yang menunggu tergelincirnya matahari tepat pada hari pelaksanaan wukuf di padang arafah.

2. Bolak-balik
Apalagi dikejar2 deadline, bisa saja  dalam sehari seorang skripsi-er akan menemui dosen di kampus, melakukan konsultasi, pulang ke tempat mukim, melakukan revisi, ngeprint, dan mbalik lagi ke kampus untuk menemui dosen guna nyerahkan revisian. Bahkan hanya sekedar untuk mendapatkan kepastian untuk bisa bertemu dihari yang sama, ada yang memohon seraya berujar, “bu, saya mbalik sore nei yah bu??”. Pernah dalam sehari (lebih tepatnya dalam durasi waktu sekitar 4 jam), saya harus bolak balik 4 kali kampus - pondok tempat saya bermukim. Lebih banyak dikit dari bolak-balik di kegiatan sa'i, antara bukit shafa dan marwa. Beberapa temen saya pun demikian. Muga saja ini pertanda awal bahwa diwaktu mendatang saya dan juga mereka akan merasakan sa'i yang sebenernya. Sa'i antara shafa - marwah, bukan sa'i antara patrang - sumbersari. Ahaha...

3. Sabar n husnudzon
Semua kendala yang dihadapi dalam penyusunan skripsi, berujung pada kata "sabar". Sebuah kata pamungkas yang tepat untuk membendung keluh kesah selama penyusunan skripsi. Bahkan kata “husnudzon juga dijadikan bumbu tambahan untuk menangani keluh kesah mengatasi kesulitan penyusunan skripsi. Sama seperti para jamaah haji yang tak boleh neko-neko selama berada di tanah suci. Ini berarti mereka juga harus sabar dan berprasangka baik. Toh pada akhirnya haji mabrur yang menjadi balasannya. Toh menjadi sarjana juga ketika kesabaran nan hussnudzon selalu menemani dalam penyusunan skripsi.

4. Mahal
Emang kalo dilihat angkanya, bisa jadi tergolong mahal. Tapi selalu ada jalan. Seperti biaya haji yang mahal, tapi ada saja seorang yang tergolong tak mampu yang dapat menunaikan rukun kelima ini. Saya pun demikian. Ada saja aliran dana ketika saya benar2 membutuhkn untuk penyusunan skripsi. Ahaha... Allah sayang saya. Saya juga sayang Dia.

5. Pamungkas yang terberat
Ada yang bilang bahwa diantara ujian terberat dalam hidup ntuh selain memberangkatkan anak sekolah dan mendirikan rumah, adalah ketika menunaikan haji. Bukan saja akan diuji ketika pelaksanaan haji, namun hari2 menjelang keberangkatannya. Dan dari pengamatan saya pun, demikianlah adanya. Bukan saja pada calon haji-nyasaja yang diuji, bahkan pada anggota keluarganya juga. Mungkin karena ini adalah rukun yang terakhir, jadi semua ditumpuk di bagian akhir. Sama halnya dengan haji, skripsi juga begitu. Mengingat yang terakhir, jangan heran kalo 4-5 th kuliah,  serasa kesulitannya hanya ada di bulan-bulan terakhir saja. Yakni ketika nggarap skripsi.

Terlepas dari ampuh tidaknya analogi dua kerja ini untuk membangkitkan motivasi dan semangat kerja, semua penempuh S1 pasti mengalami hal senada ketika menyusun tugas akhir ato skripsi sebagai sebuah pengujian terhadap kapabilitasnya sebagai seorang sarjana strata satu.  Dengan berbagai cerita menyertainya, seorang pasti punya kebanggaan terhadap karya yang dia bubuhkan dalam sejarah hidupnya. Alhamdulillah, bila dibandingkan dengan dua kawan yang telah damai berada di alam barzah sana, saya beruntung sudah melewati masa "ngelu" dengan skripsi saya. Akhir pekan ini, saya akan benar-benar menyanding gelar kependidikan saya. Semuga ilmunya manfaat untuk bahagia didunia dan akhirat. Dan sebagai yang udah pengalaman ngelu, maka pesan utk skripsier: sing sabar, sing semangat. Allah gak merem dengan semangatmu. Jangan pula lupa menyertainya dengan bismillah…

4 komentar:

black is colorful mengatakan...

cukup menarik,,,,,klo begitu usaha saya sampai saat ini sampai pada kegiatan apa d ibadah haji???
saya sudah chapter 3,,,
saya sedang menunggu saat-saat lempar jumroh,,(seandainya d ibaratkan dengan ibadah haji)
maukah anda jadi setan yang saya lempari???(just kidding)

siro dan mila sama2 sayang mengatakan...

jiahhh..... ahahahaha... semoga ndang slesei untung... gud lak...!!

Unknown mengatakan...

Waahh sip.. sip.... keren mas.. setelah baca ini, Aq sbg skripsi-er merasa termotivasi unt ttp semangat.... :)

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.