Jumat, 06 April 2012

EXTRA ORDINARY

Ujian Tulis Sekolah di rumah
Kadang memang sulit untuk membuat mereka sadar bahwa pendidikan semestinya masuk kategori prioritas A1. Dan inilah yang kami alami ketika kami mendapati beberapa siswa kami tak mau lagi hadir ke sekolah dengan alasan yang mereka miliki masing-masing. Padahal, dalam beberapa hari ke depan mereka akan mengikuti ujian nasional (UNAS) sebagai prasyarat mendapatkan ijazah. 

Memang menjadi hal yang sangat aneh ketika mereka tak menyadari pentingnya pendidikan bagi keberlangsaungan hidup mereka kelak. Yang sangat disayangkan adalah ketika menyadari bahwa mereka telah menjadi siswa/i selama hampir 3 tahun dan itu akan menjadi sia-sia ketika mereka memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah bahkan tak akan mengikuti ujian nasional. Tak ada sedikit pun ke-eman-an yang mereka tunjukkan. Entah apa yang ada di pikiran mereka.
 
Jangan menyangka sang guru tak melakukan sesuatu karena itu akan menjadi salah besar. Bahkan apa yang sang guru lakukan bisa dikatakan telah melebihi dari tataran SOP (Standard Operation Procedure) dalam pelaksanaan pendidikan. Bayangkan saja, demi sang murid mengikuti ujian tulis sekolah, dua orang guru di setiap hari ujian akan mengantarkan naskah soal lengkap beserta pembimbingan pengerjaan soal di rumah sang murid. More than that, ada sebuah undangan yang ditujukan kepada setiap guru diantara kami dengan acara “koreksi bersama”. Di satu sisi, ini benar-benar menyalahi SOP pendidikan dan bisa saja hal ini dijadikan dalil bahwa kami telah melakukan prosedur pelaksanaan pendidikan yang salah. Namun disisi lain, kami harus mengajukan alasan pembenaran bahwa ini adalah sebuah hal extra ordinary yang harus kami lakukan mengingat masih kentalnya mindset mutung (putus asa campur wegah) yang ada pada pikiran mereka. 

Akhir kata, saya secara pribadi merasa capek bila harus selalu demikian ditahun-tahun setelah tahun ini. Ini bukan situasi ataupun keadaan yang ideal. Harus ada perubahan besar dengan program yang mendasar pula. 


0 komentar: